Rabu, Maret 10, 2010

kesempatan kembali

Subhanallah..
Baru saja tadi pas pelajaran agama membahas tentang shalat jenazah
obrolannya ngalor ngidul gak jelas bangeett. Lha materi shalat jenazah kok bisa nyasar ke hukum mengkonsumsi rokok?? Zzzzzz...

Kulihat teman teman yang lain tidur dengan nyenyaknya. Kaum adam pada sibuk bermain entahlah apa itu. Ada juga yang ngerjain laporan biologi [hehe, salah satu kelebihan kami adalah mengerjakan laporan dalam sejam]

It's time to go home now!

Seperti biasa, jalan Magelang selalu ramai. Apalagi ditambah dengan cuaca buruk, mendung dimana mana.. Faktor utama kendaraan melaju dengan cepatnya.

Sambil ngobrol dengan sahabat saya, kami menyebrang jalan tersebut. Walaupun mata kami melirik sana sini, memastikan jalan aman untuk disebrangi, mulut kami tetap komat kamit melanjutkan obrolan geje tersebut.

Kami telah sampai di tengah jalan, berhenti sejenak untuk melihat arus dari selatan. Aman. Sahabat saya menarik tangan saya, mengajak saya untuk bersegera sampai ke seberang jalan karena hujan mulai turun. Alhasil saya menuruti ajakannya melihat situasi jalan tersebut sangat mendukung untuk disebrangi.

Tinggal 1/4 jalan lagi kami sampai di seberang jalan magelang. Tiba tiba dari sebelah kiri kami ada mobil bercat oranye [maybe] yang membanting stir ke kiri dan menancap gas sedalam dalamnya. Dengan kecepatan tinggi mobil oranye itu menyalip mobil di depannya. Entah siapa yang mengendarai mobil oranye itu [lupa nginget merk dan plat nomernya].

Kakiku terdiam di jalan itu. Entah harus apa saya saat itu. Saya hanya bisa berdiri kaku. Jelas jelas mobil itu melaju ke arah kami! Saya dan sahabat saya merasakan betul betul bagaimana irama detak jantung kami. Saya hanya bisa memejamkan mata, gak berani melihatnya secara langsung. Sesaat kemudian yang bisa saya rasakan adalah deru mobil di depan dan dibelakangku secara bersamaan..

Belum sempat saya membuka mata, sahabat saya menarik lengan saya. Dan akhirnya kami sampai di seberang jalan.
"Maaf ya kik, tadi aku gak lihat kalo ada mobil oranye dibelakang mobil silver. Habis gak kelihtan. Maaf ya kik" sahabat saya meminta maaf.
"Gapapa, tadi aku kaget aja. Ni masih dagdigdug" jawabku. Aku belum percaya kalau masih selamat
"Iya kik, maaf yaa" sahabat saya merasa bersalah karena ulahnya yang buru buru.
"Gak apa apa" jawabku. Tatapanku masih buyar. Nafasku terengah engah, kakiku masih lemas.

Saya masih diberi kesempatan. Kalau tidak, entah apa yang terjadi pada saya selanjutnya..